Rasa yang
Berkeyakinan
(Based on my true story)
Sekitar
akhir Bulan Desember tahun 2016 pada saat Hari raya Natal akan dirayakan, aku
bertemu seorang remaja lelaki yang tidak sengaja aku kenal melalui grup sosial
media BBM yang dibuat oleh sekelompok teman semasa SMP. Berawal undangannya
secara tidak langsung mengajak kita semua yang ada didalam grup, untuk datang
kerumahnya sebagai momen Hari raya Natal. Sebelumnya grup itu dibuat oleh salah
satu temanku yang ingin menyatukan kita lagi walau hanya disosial media,
berhubung kita sudah duduk dibangku SMA ,bahkan ada yang diluar kota seperti
aku ya meskipun masih sekabupaten. Intinya dia membuat grup itu agar masih ada
kontak dan komunikasi diantara kita, didalam grup itu ditambahkanlah dia oleh
teman ku karena dia “katanya” orang yang baik dan sudah lumayan akrab dengan
temanku, mungkin karena satu sekolah juga, hitung-hitung teman baru lah kata
temanku. Awalnya aku menghiraukan kehadirannya yang akupun tidak mengenalnya
sama sekali, hingga akhirnya teman-temanku datang kerumah dia untuk memenuhi
undangan yang dia berikan waktu itu. Pada saat itu tanggal 25 Desember
tepatnya, aku tidak bisa ikut karena aku sakit demam, berkutiklah jariku untuk
mengetik di grup bahwa aku tidak bisa ikut karena aku sakit, teman-temanku
merespon dengan balasan yang baik dan menerima maafku.
Sebenarnya
aku sudah lama ingin berbincang dengan dia dibbm,tapi aku terlalu malu untuk
memulai terlebih dahulu, sudah ada rasa dan yakin bisa menjadi “boy friend”. Seperti anak SMA pada umumnya
aku bercerita kepada sahabat dekatku semasa SMP dulu, bahwa aku suka dengan dia
seorang yang baru aku kenal via bbm, aku beritahulah siapa namanya. Dicky
namanya, aku bertanya kepada sahabatku itu apakah kamu tau dia, apakah kamu
sekelas dengan dia. Lantas sahabatku menjawab satu persatu pertanyaanku, “iya
fik, aku tau dia,nggak aku ga sekelas sama dia,dia anak ips” lalu aku menjawab
dengan nada sedikit puas, belum puas penasaranku sahabatku tiba-tiba berbalik
tanya kepada ku, “kamu seriusan suka sama dia fik?” dengan tenang aku menjawab,
“iya fit,kenapa emang?” dia menjawab dengan nada yang ragu,”heeeeh hemm,dia
nonis kristen fik”, aku yang meunggu jawabannya sabil minum air langsung
terteguk karena tidak percaya, bahwa orang yang aku suka tak berkeyakinan sama
denganku.
Setelah
aku tau dia non islam aku mulai hilang rasa dan biasa saja hingga aku
memberanikan diri untuk “nge chat” dia duluan, meminta maaf bahwa aku tidak
bisa ikut acara dirumahnya pada saat tanggal 25 waktu itu. Dengan santai dia membalas
chatku seperti “normally people chat”.
Tapi dugaanku bukan hanya sebatas jawaban iya darinya, chatku berbuntut seiring
berjalannya waktu. Aku nyaman berada dalam zona chatnya, dia orang yang
humoris,baik,kadang gak jelas, padahal kita baru saja kenal, aku kira dia se
asing itu,ternyata dugaanku salah. Hingga pada suatu hari aku dan teman-temanku
di grup merencanakan sebuah trip ke air terjun di Rambipuji. Aku yang ingin
ikut meng-iyakan ajakan teman-temanku. Tidak semua penghuni grup ikut tapi yang jelas, salah satu diantaranya ada
aku dan dicky. Saat hari yang telah ditentukan, untuk pertama kalinya aku
bertemu dengan dia secara langsung di dunia nyata, bukan lagi disosial media
BBM. Ternyata dia orangnya benar-benar lucu, aku jadi speechless pada saat itu.
B E R S A M B U N G ➨☺
Comments
Post a Comment